Definisi
Kepemimpinan Transformasional
Menurut
Keller (1992) kepemimpinan transformasional adalah sebuah gaya kepemimpinan
yang mengutamakan pemenuhan terhadap tingkatan tertinggi dari hirarki Maslow
yakni kebutuhan akan aktualisasi diri.
Menurut
Sarros dan Butchatsky (1996), model kepemimpinan transformasional merupakan
konsep kepemimpinan yang terbaik dalam menguraikan karakteristik pemimpin
sehingga para pemimpin lebih berkerakyatan dan berkeadilan sosial.
Karakteristik
Kepemimpinan Transformasional
a. Adanya
pemberian wawasan serta penyadaran akan misi, membangkitkan kebanggaan, serta
menumbuhkan sikap hormat dan kepercayaan pada para bawahannya.
b. Adanya
proses menumbuhkan ekspektasi yang tinggi melalui pemanfaatan simbol-simbol
untuk memfokuskan usaha dan mengkomunikasikan tujuan-tujuan penting dengan cara
yang sederhana.
c. Adanya
usaha meningkatkan intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara
seksama.
Contoh
Kasus
Nelson
Mandela adalah Presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan dan dia adalah
salah satu tokoh yang paling berperan yang membantu apartheid berakhir di
Afrika Selatan. Setelah masa jabatannya selesai sebagai presiden, Nelson
Mandela kemudian menjadi advokat untuk berbagai organisasi hak-hak sosial dan
manusia. Aktivitas politiknya dimulai ketika Partai Nasional yang mendukung
kebijakan apartheid segregasi rasial memenangkan pemilu. Dia mulai aktif
berkampanye melawan kebijakan menggunakan metode anti kekerasan, yang
terinspirasi dari Mahatma Gandhi. Pemilu multi-rasial pertama di Afrika Selatan
dimana pemberian hak memilih penuh diberikan diadakan pada tanggal 27 April
1994, organisasi Mandela memenangkan pemilu itu dan menjadi Presiden pertama
kulit hitam di Afrika Selatan. Sebagai Presiden, Mandela memimpin transisi dari
kekuasaan minoritas dan apartheid, ia memenangkan penghargaan internasional
untuk advokasi nasional dan rekonsiliasi internasional.
Definisi
Kepemimpinan Transaksional
Menurut
Bycio dkk (1995) serta Koh dkk (1995) kepemimpinan transaksioanal adalah gaya
kepemimpinan dimana seorang pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan
pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai
klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja dan penghargaan.
Karakteristik
Kepemimpinan Transasksional
a. Pengadaan
Imbalan : pemimpin menggunakan serangkaian imbalan untuk memotivasi para
anggota. Imbalannya berupa kebutuhan tingkat fisiologis (Maslow).
b. Eksepsi/Pengecualian
: dimana pemimpin akan memberi tindakan koreksi atau pembatalan imbalan atau
sanksi apabila anggota gagal mencapai sasaran prestasi yang ditetapkan.
Contoh
Kasus
SMPN
11 Depok adalah sekolah yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata baik di tingkat
Kota maupun Provinsi Jawa Barat. Di dalamnya, terdapat seksi K7, salah satunya
berkaitan dengan kenyamanan, kebersihan dan keindahan, yang mengkoordinir semua
agenda performance disana. Seksi K7
ini dikepalai oleh pak Poernomo. Beliau membuat perturan-peraturan yang tegas
terhadap program dan agenda yang sudah dtetapkan, misalnya dibacakannya Ikrar
hidup bersih pada saat upacara bendera hari Senin, piket harian, piket
mingguan, pemberian punishment kepada
siswa yang melanggar maupun pemberian reward
kepada siswa yang memberikan effort
lebih terhadap agenda K7. Dari hal kecil, tidak membuang sampah di sembarang
tempat, tidak mecoret-coret kursi dan meja, menjaga ketertiban dan kenyamanan
di lingkungan sekolah. Ketika siswa disana diketahui telah melanggar agenda
yang telah ditetapkan, pak Poernomo tidak segan-segan untuk memberinya
peringatan. Contoh, ketika siswa diketahui telah mencoret meja atau kursi, maka
esok harinya diwajibkan mengecat meja atau kursi itu sampai seperti sedia kala.
Selanjutnya, ketika siswa mampu menjaga kebersihan dan kenyamanan di kelasnya,
mereka akan diberikan reward berupa
pe-label-an kelas terbersih. Agenda seperti
ini diadakan sebulan sekali. Lainnya juga seperti akan diberikan nilai tambah
untuk mata pelajaran yang ajar oleh pak Poernomo.
Danim, Sudarwan. 2003. Menjadi Komunitas Pembelajar ( Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran). Jakarta: Bumi Aksara
Yukl, G.A. 1998. Leadership in Organization.
Second Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar