DEFINISI
DAN JENIS-JENIS KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan
adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut
(bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya
(Joseph C. Rost, 1993).
Menurut
Young (dalam Kartono, 2003) pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang
didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain
untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan
memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Menurut
Howard H. Hoyt, kepemimpinan ialah seni untuk mempengaruhi tingkah laku
manusia, kemampuan untuk membimbing orang.
Menurut
George R. Terry, kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang – orang
agar mereka suka berusaha mencapai tujuan – tujuan kelompok.
Kepemimpinan
adalah seni dan kecakapan dalam
pengaruh/bimbing bawahan sehingga timbul kemauan, kepercayaan, hormat dan taat
dalam menunaikan tugasnya dengan menggunakan alat dan waktu tetapi mengandung
keserasian antara tujuan pokok dengan tujuan perorangan.
Kepemimpinan
tidak terlepas merupakan pencerminan kepribadian pemimpin. Kepribadian yang
baik merupakan factor utama pembentukan kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan
yang baik merupakan pencerminan kepribadian yang baik.
Kepemimpinan adalah kegiatan dimana seorang
pemimpin mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan
bersama.
Pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain agar tercapai tujuan bersama.
TIPOLOGI
KEPEMIMPINAN
1. Tipe
Otokratis : menganggap organisasi sebagai milik pribadi, tujuan pribadi sama
dengan tujuan organisasi, bawahan sebagai alat semata, tidak menerima kritik
dan saran, tergantung pada kekuasaan formal, menggunakan pendekatan pemaksaan.
2. Tipe
militeristis : menggerakkan bawahan dengan perintah, bergantung pada pangkat
atau jabatan, senang pada formalitas, menuntut bawahan agar disiplin, sukar
menerima kritik bawahan, gemar melakukan upacara.
3. Tipe
paternalistis : menganggap bawahan tidak dewasa, over protective, jarang memberikan kebebasan pada bawahan untuk
mengambil keputusan atau inisiatif.
4. Tipe
karismatik : mempunyai daya Tarik yang besar, mempunyai pengikut yang sangat
banyak, sering dikatakan mempunyai supranatural
power
5. Tipe
demokratis : memiliki argument bahwa manusia merupakan makhluk termulia,
menyinkronkan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi bawahan, senang menerima
saran/kritik dari bawahan, mengutamakan teamwork,
memberi kebebasan kepada bawahan yang bersalah untuk memperbaikinya,
memprioritaskan agar bawahan lebih sukses darinya, mengembangkan kapasitas diri
sebagai pemimpin.
Teori
kepemimpinan
1. Teori
kelebihan : teori ini beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila
ia memiliki kelebihan daripada pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup 3 hal, yaitu kelebihan ratio, kelebihan
rohaniah, dan kelebihan badaniah.
2. Teori
sifat : teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik
apabila memiliki sifat – sifat yang positif sehingga para pengikutnya dapat
menjadi pengikut yang baik, sifat – sifat kepemimpinan yang umum biasanya
bersifat adil, suka melindungi, penuh percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai
daya Tarik, energik, persuasive, komunikatif dan kreatif.
3. Teori
keturunan : menurut teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin karena
keturunan atau warisan, karena orang tuanya seorang pemimpin maka anaknya
otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orangtuanya.
4. Teori
kharismatik : teori ini menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena
orang tersebut mempunyai harisma (pengaruh yang sangat besar). Pemimpin ini
biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar.
5. Teori
bakat : teori ini disebut juga teori ekologis, yang berpendapat bahwa pemimpin
lahir karena bakatnya. Ia menjadi pemimpin karena memang mempunyai bakat untuk
menjadi pemimpin. Bakat kepemimpinan haris dikembangkan, misalnya dengan
memberi kesempatan orang tersebut menduduki suatu jabatan.
6. Teori
social : teori ini beranggapan pada dasarnya setiap orang dapat menjadi
pemimpin. Setiap orang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin ketika diberikan
kesempatan. Setiap orang dapat dididik menjadi pemimpin karena masalah
kepemimpinan dapat dipelajari, baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman
praktek.
GAYA
KEPEMIMPINAN
1.
Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2.
Gaya Kepemimpinan Demokratis /
Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3.
Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
4.
Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan
partisipatif adalah kepemimpinan yang dilakukan dengan cara persuasive,
menciptakan kerjasama yang serasi menumbuhkan royalitas dan partisipasi parabawahan.
5. Gaya Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan delegatif
adalah kepemimpinan yang mendelegasikan wewenang kepada bawahan sepenuhnya.
6. Kepemimpinan Situasional
Kepemimpinan
situasional adalah kepemimpinan yang timbul sesuai keadaan yang ada, fleksibel
dalam hal memimpin bawahan. Kepemimpinan DemokratisKepemimpinan demokratis
adalah kepemimpinan yang ditandaiadanya suatu struktur pengembangan menggunakan
pendekatanpengambilan keputusan yang kooperatif/
FUNGSI
PEMIMPIN
-
Sebagai pengambil keputusan
-
Memotivasi anak buah
-
Sebagai sumber informasi
-
Menciptakan inspirasi
-
Menciptakan keadilan
-
Sebagai wakil organisasi
-
Menyelesaikan konflik
-
Memberikan sugesti kepada anak buah
DAFTAR PUSTAKA
Mangunhardjana, A. M. (1976). Kepemimpinan. Jakarta: Kanisius
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT Imtima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar