Selasa, 29 November 2016

definisi dan jenis-jenis kepemimpinan


DEFINISI DAN JENIS-JENIS KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C. Rost, 1993).
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Menurut Howard H. Hoyt, kepemimpinan ialah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang.
Menurut George R. Terry, kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang – orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan – tujuan kelompok.
Kepemimpinan adalah seni dan  kecakapan dalam pengaruh/bimbing bawahan sehingga timbul kemauan, kepercayaan, hormat dan taat dalam menunaikan tugasnya dengan menggunakan alat dan waktu tetapi mengandung keserasian antara tujuan pokok dengan tujuan perorangan.



Kepemimpinan tidak terlepas merupakan pencerminan kepribadian pemimpin. Kepribadian yang baik merupakan factor utama pembentukan kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan yang baik merupakan pencerminan kepribadian yang baik.
Kepemimpinan adalah kegiatan dimana seorang pemimpin mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar tercapai tujuan bersama.

TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
1.      Tipe Otokratis : menganggap organisasi sebagai milik pribadi, tujuan pribadi sama dengan tujuan organisasi, bawahan sebagai alat semata, tidak menerima kritik dan saran, tergantung pada kekuasaan formal, menggunakan pendekatan pemaksaan.
2.      Tipe militeristis : menggerakkan bawahan dengan perintah, bergantung pada pangkat atau jabatan, senang pada formalitas, menuntut bawahan agar disiplin, sukar menerima kritik bawahan, gemar melakukan upacara.
3.      Tipe paternalistis : menganggap bawahan tidak dewasa, over protective, jarang memberikan kebebasan pada bawahan untuk mengambil keputusan atau inisiatif.
4.      Tipe karismatik : mempunyai daya Tarik yang besar, mempunyai pengikut yang sangat banyak, sering dikatakan mempunyai supranatural power
5.      Tipe demokratis : memiliki argument bahwa manusia merupakan makhluk termulia, menyinkronkan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi bawahan, senang menerima saran/kritik dari bawahan, mengutamakan teamwork, memberi kebebasan kepada bawahan yang bersalah untuk memperbaikinya, memprioritaskan agar bawahan lebih sukses darinya, mengembangkan kapasitas diri sebagai pemimpin.
Teori kepemimpinan
1.      Teori kelebihan : teori ini beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan daripada pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup 3 hal, yaitu kelebihan ratio, kelebihan rohaniah, dan kelebihan badaniah.
2.      Teori sifat : teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memiliki sifat – sifat yang positif sehingga para pengikutnya dapat menjadi pengikut yang baik, sifat – sifat kepemimpinan yang umum biasanya bersifat adil, suka melindungi, penuh percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai daya Tarik, energik, persuasive, komunikatif dan kreatif.
3.      Teori keturunan : menurut teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan, karena orang tuanya seorang pemimpin maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orangtuanya.
4.      Teori kharismatik : teori ini menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena orang tersebut mempunyai harisma (pengaruh yang sangat besar). Pemimpin ini biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar.
5.      Teori bakat : teori ini disebut juga teori ekologis, yang berpendapat bahwa pemimpin lahir karena bakatnya. Ia menjadi pemimpin karena memang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin. Bakat kepemimpinan haris dikembangkan, misalnya dengan memberi kesempatan orang tersebut menduduki suatu jabatan.
6.      Teori social : teori ini beranggapan pada dasarnya setiap orang dapat menjadi pemimpin. Setiap orang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin ketika diberikan kesempatan. Setiap orang dapat dididik menjadi pemimpin karena masalah kepemimpinan dapat dipelajari, baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman praktek.
GAYA KEPEMIMPINAN
1.      Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2.      Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3.      Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
4.      Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipatif adalah kepemimpinan yang dilakukan dengan cara persuasive, menciptakan kerjasama yang serasi menumbuhkan royalitas dan partisipasi parabawahan.
5.      Gaya Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan delegatif adalah kepemimpinan yang mendelegasikan wewenang kepada bawahan sepenuhnya.
6.      Kepemimpinan Situasional
Kepemimpinan situasional adalah kepemimpinan yang timbul sesuai keadaan yang ada, fleksibel dalam hal memimpin bawahan. Kepemimpinan DemokratisKepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang ditandaiadanya suatu struktur pengembangan menggunakan pendekatanpengambilan keputusan yang kooperatif/
FUNGSI PEMIMPIN
-          Sebagai pengambil keputusan
-          Memotivasi anak buah
-          Sebagai sumber informasi
-          Menciptakan inspirasi
-          Menciptakan keadilan
-          Sebagai wakil organisasi
-          Menyelesaikan konflik
-          Memberikan sugesti kepada anak buah

DAFTAR PUSTAKA
Mangunhardjana, A. M. (1976). Kepemimpinan. Jakarta: Kanisius
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT Imtima


Tidak ada komentar:

Posting Komentar