Selasa, 22 Maret 2016

Konsep Sehat berdasarkan Aliran Psikoanalisa dan Humanistik

Menurut WHO, sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan social yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Dari pengertian tersebut, dapat kita buat suatu pernyataan baru tentang sehat yang bukan hanya dilihat dari satu sisi, tetapi dari beberapa hal. Oleh karenanya, jika seseorang mengalami kelainan dari satu hal, bisa dikatakan bahwa orang itu sedang tidak sehat.
3 mazhab besar dalam psikologi, psikoanalisa, behaviorisme, dan humanistic pun memberikan perspektifnya tentang sehar dan ternyata perspektif para ahli memberikan suatu hal yang berbeda satu dengan yang lainnya. Berikut akan kita bahas apa sehat itu berdasarkan perspektif psikoanalisa dan humanistic.

1. Psikonalisa
Sigmund Freud dilahirkan 6 Mei 1856 dari sebuah keluarga Yahudi di Freiberg, Moravia., sebuah kota kecil di Austria. Setelah menamatkan sekolah mennegahnya, Freud masuk fakultas kedokteran Universitas Wina dan lulus sebagai dokter pada tahun 1881. Tetapi Freud tidak menyukai praktek kedokteran dan lebih mendalami kegiatan penelitian dan menulis serta minat ilmiah yang berfokus pada neurologis. Freud berhasil mengembangkan teorinya dari hasil studinya mengenai hysteria yang menjadi bahan tulisannya “Studies in Histeria”.
Frued menerima 3 prinsip yang fundamental dan mengatur serta menguasai semua proses psikis. Prinsip – prinsip ini adalah “prinsip konstansi”, “prinsip kesenangan”, dan prinsip realita.
Menurut prinsip konstansi, hidup psikis berkecenderungan untuk mempertahankan kuantitas ketegangan psikis pada taraf yang serendah mungkin atau setidak-tidaknya pada taraf yang sedapat mungkin stabil.
Menurut prinsip kesenangan, hidup psikis berkecenderungan untuk menghindarkan ketidaksenangan dan sebanyak mungkin memperoleh kesenangan.
Dalam periode pertama Freud membedakan 3 struktur dalam hidup psikis: “yang tidak sadar”, “yang prasadar” dan “yang sadar”. “Yang tidak sadar” meliputi apa yang terkena represi. “yang prasadar” meliputi apa yang dilupakan, tetap dapat diingat kembali. “ysng prasadar” membentuk suatu system dengan “yang sadar” lalu disebut sebagai ego. Antara sistem tak sadar dan system sadar memainkan peranan apa yang disebut “sensor”. Setiap unsur tak sadar yang akan masuk kesadaran, lebih dahulu akan melewati sensor itu.
Kemudian, Freud juga mengembangkan konsep mind dengan mengembangkan “mind apparatus” dengan konstruk terpentingnya yaitu id, ego dan super ego. Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera. Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral.
Nah, dari penjelasan di atas bisa kita tarik sebuah kesimpulan bahwa konsep sehat menurut aliran psikoanalisa yang dicetuskan oleh Sigmund Freud adalah individu yang mampu mengendalikan dirinya atau merepres semua hal yang buruk ke dalam ketidaksadarannya sehingga hal buruk tersebut tidak muncul dan mengganggu keseluruhan dari kepribadian individu itu. Selain itu, dari pola kepribadian kita sehari – hari juga dikontrol oleh 3 macam konsep. Keseimbangan dari ketigalah yang akan membawa individu pada sehat yang sesungguhnya, baik secara fisik, psikis maupun social.

2. Humanistic
 Aliran ini muncul akibat reaksi atas aliran behaviourisme dan psikoanalisis. Kedua aliran ini dianggap merendahkan manusia menjadi sekelas mesin atau makhluk yang rendah. Aliran ini biasa disebut mazhab ketiga setelah Psikoanalisa dan Behaviorisme.
suatu pendekatan mengenai pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Menurut para ahli psikologi, aktualisasi diri adalah motivasi orang yang sehat, jadi manusia yang sadar dan rasio tidak lagi dikontrol oleh peristiwa masa lalu. Bagi  Humanistik, aktualisasi diri akan terhambat jika melihat masa lalu. Oleh sebab itu, humanistik lebih melihat pada masa sekarang.

Salah satu tokoh dari aliran ini – Abraham Maslow – mengkritik Freud dengan mengatakan bahwa Freud hanya meneliti mengapa setengah jiwa itu sakit, bukannya meneliti mengapa setengah jiwa yang lainnya bisa tetap sehat
Sebelum mencapai aktualisasi diri, individu perlu melewati tahap pemenuhan :
1.      Kebutuhan – kebutuhan fisiologis
2.      Kebutuhan – kebutuhan rasa aman
3.      Kebutuhan rasa cinta dan memiliki
4.      Kebutuhan akan penghargaan diri
5.      Kenutuhan akan aktualisasi diri
Kebutuhan – kebutuhan tersebut dikatakan ber-hierarki karena kebutuhan yang lebih  tinggi menuntut dipenuhi apabila kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah sudah terpenuhi.
Salah satu bagian dari humanistic adalah logoterapi. Adalah Viktor Frankl yang mengembangkan teknik psikoterapi yang disebut sebagai logotherapy (logos = makna). Pandangan ini berprinsip.
a.       Hidup memiliki makna, bahkan dalam situasi yang paling menyedihkan sekalipun.
b.      Tujuan hidup kita yang utama adalah mencari makna dari kehidupan kita itu sendiri.
c.       Kita memiliki kebebasan untuk memaknai apa yang kita lakukan dan apa yang kita alami bahkan dalam menghadapi kesengsaraan sekalipun.
Logoterapi ini sangat erat kaitannya dengan SQ, yang bisa kita kelompokkan berdasarkan situasi-situasi berikut ini:
a.       Ketika seseorang menemukan dirinya (self-discovery).
b.      Makna muncul ketika seseorang menentukan pilihan.
c.       Ketika seseorang merasa istimewa, unik dan tak tergantikan.
d.      Ketika kita dihadapkan pada sikap bertanggung jawab.
Ketika kita mengalami situasi transendensi (pengalaman yang membawa kita ke luar dunia fisik, ke luar suka dan duka kita, ke luar dari diri kita sekarang). Transendensi adalah pengalaman spiritual yang memberi makna pada kehidupan kita.
-          Studi Maslow menyatakan bahwa orang yang sehat secara psikis tidak berdasarkan pada empiris
-          Analisisnya adalah “holistic” dan subjektf
-          Namun itu relevan dengan apa yang ia sebut pada aspek sehat dari sifat manusia
Atribusi orang – orang yang sehat secara psikologis
-          Berselera humor
-         Kreatif; bukan hanya pada bakat seni tetapi juga mampu untuk menampilkan tugas – tugas duniawi dengan cara yang tidak rutin
-          Terbuka untuk pengalaman yang baru
-   Memiliki “pengalaman puncak” yang melibatkan waktu dan tempat menjadi sangat berkualitas
Selesai J
Semoga bermanfaat ya kawan – kawan.. semoga kita semua bisa mengaplikasikan konsep sehat yang telagh dicetuskan oleh para ahli psikologi kita.

be healthy ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar