Selasa, 29 November 2016

Kepemimpinan Transformasional dan Transasksional


Definisi Kepemimpinan Transformasional




Menurut Keller (1992) kepemimpinan transformasional adalah sebuah gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemenuhan terhadap tingkatan tertinggi dari hirarki Maslow yakni kebutuhan akan aktualisasi diri.
Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), model kepemimpinan transformasional merupakan konsep kepemimpinan yang terbaik dalam menguraikan karakteristik pemimpin sehingga para pemimpin lebih berkerakyatan dan berkeadilan sosial.
Karakteristik Kepemimpinan Transformasional
a.       Adanya pemberian wawasan serta penyadaran akan misi, membangkitkan kebanggaan, serta menumbuhkan sikap hormat dan kepercayaan pada para bawahannya.
b.      Adanya proses menumbuhkan ekspektasi yang tinggi melalui pemanfaatan simbol-simbol untuk memfokuskan usaha dan mengkomunikasikan tujuan-tujuan penting dengan cara yang sederhana.
c.       Adanya usaha meningkatkan intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara seksama.
Contoh Kasus
Nelson Mandela adalah Presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan dan dia adalah salah satu tokoh yang paling berperan yang membantu apartheid berakhir di Afrika Selatan. Setelah masa jabatannya selesai sebagai presiden, Nelson Mandela kemudian menjadi advokat untuk berbagai organisasi hak-hak sosial dan manusia. Aktivitas politiknya dimulai ketika Partai Nasional yang mendukung kebijakan apartheid segregasi rasial memenangkan pemilu. Dia mulai aktif berkampanye melawan kebijakan menggunakan metode anti kekerasan, yang terinspirasi dari Mahatma Gandhi. Pemilu multi-rasial pertama di Afrika Selatan dimana pemberian hak memilih penuh diberikan diadakan pada tanggal 27 April 1994, organisasi Mandela memenangkan pemilu itu dan menjadi Presiden pertama kulit hitam di Afrika Selatan. Sebagai Presiden, Mandela memimpin transisi dari kekuasaan minoritas dan apartheid, ia memenangkan penghargaan internasional untuk advokasi nasional dan rekonsiliasi internasional.



Definisi Kepemimpinan Transaksional


Menurut Bycio dkk (1995) serta Koh dkk (1995) kepemimpinan transaksioanal adalah gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja dan penghargaan.
Karakteristik Kepemimpinan Transasksional
a.       Pengadaan Imbalan : pemimpin menggunakan serangkaian imbalan untuk memotivasi para anggota. Imbalannya berupa kebutuhan tingkat fisiologis (Maslow).
b.      Eksepsi/Pengecualian : dimana pemimpin akan memberi tindakan koreksi atau pembatalan imbalan atau sanksi apabila anggota gagal mencapai sasaran prestasi yang ditetapkan.
Contoh Kasus
SMPN 11 Depok adalah sekolah yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata baik di tingkat Kota maupun Provinsi Jawa Barat. Di dalamnya, terdapat seksi K7, salah satunya berkaitan dengan kenyamanan, kebersihan dan keindahan, yang mengkoordinir semua agenda performance disana. Seksi K7 ini dikepalai oleh pak Poernomo. Beliau membuat perturan-peraturan yang tegas terhadap program dan agenda yang sudah dtetapkan, misalnya dibacakannya Ikrar hidup bersih pada saat upacara bendera hari Senin, piket harian, piket mingguan, pemberian punishment kepada siswa yang melanggar maupun pemberian reward kepada siswa yang memberikan effort lebih terhadap agenda K7. Dari hal kecil, tidak membuang sampah di sembarang tempat, tidak mecoret-coret kursi dan meja, menjaga ketertiban dan kenyamanan di lingkungan sekolah. Ketika siswa disana diketahui telah melanggar agenda yang telah ditetapkan, pak Poernomo tidak segan-segan untuk memberinya peringatan. Contoh, ketika siswa diketahui telah mencoret meja atau kursi, maka esok harinya diwajibkan mengecat meja atau kursi itu sampai seperti sedia kala. Selanjutnya, ketika siswa mampu menjaga kebersihan dan kenyamanan di kelasnya, mereka akan diberikan reward berupa pe-label-an kelas terbersih. Agenda seperti ini diadakan sebulan sekali. Lainnya juga seperti akan diberikan nilai tambah untuk mata pelajaran yang ajar oleh pak Poernomo.

Danim, Sudarwan. 2003. Menjadi Komunitas Pembelajar ( Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran). Jakarta: Bumi Aksara
Yukl, G.A. 1998. Leadership in Organization. Second Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

definisi dan jenis-jenis kepemimpinan


DEFINISI DAN JENIS-JENIS KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C. Rost, 1993).
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Menurut Howard H. Hoyt, kepemimpinan ialah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang.
Menurut George R. Terry, kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang – orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan – tujuan kelompok.
Kepemimpinan adalah seni dan  kecakapan dalam pengaruh/bimbing bawahan sehingga timbul kemauan, kepercayaan, hormat dan taat dalam menunaikan tugasnya dengan menggunakan alat dan waktu tetapi mengandung keserasian antara tujuan pokok dengan tujuan perorangan.



Kepemimpinan tidak terlepas merupakan pencerminan kepribadian pemimpin. Kepribadian yang baik merupakan factor utama pembentukan kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan yang baik merupakan pencerminan kepribadian yang baik.
Kepemimpinan adalah kegiatan dimana seorang pemimpin mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar tercapai tujuan bersama.

TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
1.      Tipe Otokratis : menganggap organisasi sebagai milik pribadi, tujuan pribadi sama dengan tujuan organisasi, bawahan sebagai alat semata, tidak menerima kritik dan saran, tergantung pada kekuasaan formal, menggunakan pendekatan pemaksaan.
2.      Tipe militeristis : menggerakkan bawahan dengan perintah, bergantung pada pangkat atau jabatan, senang pada formalitas, menuntut bawahan agar disiplin, sukar menerima kritik bawahan, gemar melakukan upacara.
3.      Tipe paternalistis : menganggap bawahan tidak dewasa, over protective, jarang memberikan kebebasan pada bawahan untuk mengambil keputusan atau inisiatif.
4.      Tipe karismatik : mempunyai daya Tarik yang besar, mempunyai pengikut yang sangat banyak, sering dikatakan mempunyai supranatural power
5.      Tipe demokratis : memiliki argument bahwa manusia merupakan makhluk termulia, menyinkronkan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi bawahan, senang menerima saran/kritik dari bawahan, mengutamakan teamwork, memberi kebebasan kepada bawahan yang bersalah untuk memperbaikinya, memprioritaskan agar bawahan lebih sukses darinya, mengembangkan kapasitas diri sebagai pemimpin.
Teori kepemimpinan
1.      Teori kelebihan : teori ini beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan daripada pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup 3 hal, yaitu kelebihan ratio, kelebihan rohaniah, dan kelebihan badaniah.
2.      Teori sifat : teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memiliki sifat – sifat yang positif sehingga para pengikutnya dapat menjadi pengikut yang baik, sifat – sifat kepemimpinan yang umum biasanya bersifat adil, suka melindungi, penuh percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai daya Tarik, energik, persuasive, komunikatif dan kreatif.
3.      Teori keturunan : menurut teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan, karena orang tuanya seorang pemimpin maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orangtuanya.
4.      Teori kharismatik : teori ini menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena orang tersebut mempunyai harisma (pengaruh yang sangat besar). Pemimpin ini biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar.
5.      Teori bakat : teori ini disebut juga teori ekologis, yang berpendapat bahwa pemimpin lahir karena bakatnya. Ia menjadi pemimpin karena memang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin. Bakat kepemimpinan haris dikembangkan, misalnya dengan memberi kesempatan orang tersebut menduduki suatu jabatan.
6.      Teori social : teori ini beranggapan pada dasarnya setiap orang dapat menjadi pemimpin. Setiap orang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin ketika diberikan kesempatan. Setiap orang dapat dididik menjadi pemimpin karena masalah kepemimpinan dapat dipelajari, baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman praktek.
GAYA KEPEMIMPINAN
1.      Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2.      Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3.      Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
4.      Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipatif adalah kepemimpinan yang dilakukan dengan cara persuasive, menciptakan kerjasama yang serasi menumbuhkan royalitas dan partisipasi parabawahan.
5.      Gaya Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan delegatif adalah kepemimpinan yang mendelegasikan wewenang kepada bawahan sepenuhnya.
6.      Kepemimpinan Situasional
Kepemimpinan situasional adalah kepemimpinan yang timbul sesuai keadaan yang ada, fleksibel dalam hal memimpin bawahan. Kepemimpinan DemokratisKepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang ditandaiadanya suatu struktur pengembangan menggunakan pendekatanpengambilan keputusan yang kooperatif/
FUNGSI PEMIMPIN
-          Sebagai pengambil keputusan
-          Memotivasi anak buah
-          Sebagai sumber informasi
-          Menciptakan inspirasi
-          Menciptakan keadilan
-          Sebagai wakil organisasi
-          Menyelesaikan konflik
-          Memberikan sugesti kepada anak buah

DAFTAR PUSTAKA
Mangunhardjana, A. M. (1976). Kepemimpinan. Jakarta: Kanisius
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT Imtima


Kamis, 20 Oktober 2016

Second Task ^^



Pengertian Komunikasi

Komunikasi atau dalam bahasa inggrisnya Communication, menurut asal katanya berasal dari bahasa latin yaitu Communicatio. Komunikasi adalah suatu proses ketika seseorang atau kelompok masyarakat menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungannya. Pada umumnya, komunikasi terjadi secara lisan atau verbal. Komunikasi dapat terjadi jika ada persamaan antara penyampaian pesan dengan orang yang menerima pesan
Kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin, “comunis”, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya “communis” adalah “communico” yang artinya berbagi (Stuart,1983, dalam Vardiansyah, 2004 : 3). Dalam literatur lain disebutkan komunikasi juga berasal dari kata “communication” atau “communicare” yang berarti " membuat sama" (to make common). Istilah “communis” adalah istilah yang paling sering di sebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata kata Latin yang mirip Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan di anut secara sama.
Komunikasi adalah inti semua hubungan social, apabila orang telah mengadakan hubungan tetap, maka system komunikasi yang mereka lakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau mempersatukan mereka
Dimensi Komunikasi

Dalam prosesnya, komunikasi mempunyai dimensi. Keempat dimensi dari proses komunikasi yaitu:
1.      Dimensi Isi
Dimensi isi diberi suatu symbol secara nonverbal dan menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan oleh komunikator. Dimensi isi merupakan dimensi terpenting terciptanya suatu komunikasi.
2.      Dimensi Kebisingan
Dimensi kebisingan  beerkaitan dengan tinggi – rendahnya suara, pelan – kerasnya bunyi yang diakibatkan adanya proses komunikasi. Dimensi kebisingan berpengaruh terhadap efektivitasdan penafsiran dari sebuah komunikasi.
3.      Dimensi Jaringan Komunikasi
Adalah dimensi yang memanifestasikan seberapa luas kah komunikasi terjadi dan seberapa jauh komunikasi itu dijangkau. Struktur jaringan dalam komunikasi dapat berpengaruh terhadap kecepatan dan komunikasi antar manusia.
4.      Dimensi Arah Komunikasi
Dimensi arah menggambarkan seberapa banyak dan ke arah manakah komunikasi tersebut berlangsung. Arah komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah dengan dua arah. Komunikasi satu arah merupakan komunikasi yang tidak membutuhkan respon dari komunikan, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi yang membutuhkan respon dari komunikan, memiliki hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan.
Ada 4 jenis arah komunikasi :
a.       Komunikasi ke bawah (downward communication)
Komunikasi ke bawah adalah penyampaian informasi dari atasan ke bawahan sesuai dengan structural di organisasi. Biasanya digunakan oleh atasan untuk menyampaikan instruksi, pengarahan kepada bawahan.
b.      Komunikasi ke atas (upward communication)
Komunikasi ke atas adalah penyampaian informasi dari bawahan ke atasan. Biasanya terjadi ketika karyawan ingin mneyampaikan usulan, ide, keluhan, pengaduan atau laporan kepada atasan.
c.       Komunikasi horizontal (horizontal communication)
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang melibatkan antar individu atau kelokpok pada level yang sama.
d.      Komunikasi diagonal (diagonal communication)
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang dilakukan antar individu atau kelompok pada bagian berbeda dan tingkatan berbeda pula.
Lingkup Komunikasi
a.       Bentuk spesialisasi


1.      Komunikasi persona
-          Komunikasi antar persona
-          Komunikasi dengan diri sendiri
-          Komunikasi dengan isyarat
-          Komunikasi kerohanian
2.      Komunikasi kelompok
-          Kuliah
-          Briefing
-          Indoktrinasi
-          Ceramah
-          Coaching
-          Pertemuan
3.      Komunikasi massa
-          Jurnalistik
-          Public relation
-          Penerangan
-          Propaganda
-          Advertising
-          Publicity
-          Pameran
b.      Media
1.      Media umum
-          Surat
-          Telepon
-          Telegraf
-          Telex
2.      Media massa
-          Pers
-          Radio
-          Film
-          Televise
c.       Efek
1.      Personal Opinion
2.      Public Opinion
3.      Majority Opinion
4.      General Opinion


Peran Psikologi Manajemen dalam Organisasi
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur atau me-manage suber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
Tujuan Psikologi Manajemen
Ilmu psikologi berpusat pada manusia, dan mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
Dengan adanya psikologi manajemen, kinerja SDM akan terkontrol dengan baik dan tingkat produktivitas meningkat
Organisasi dapat diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan pola tertentu ,yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun non fisik
Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan (SDM, SDA sumber daya keuangan serta informasi). ilmu psikologi yg memang berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
DeVito, J. A. Komunikasi Antarmanusia. 2011. Tangerang Selatan:Kharisma Publishing group
Erni Tisnawati Sule, dkk, Pengantar Manajemen. 2004. Bandung: Kencana
Littlejohn, S.W & Karen A. Foss. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika
Munandar, A. S. Psikologi Industri dan Organisasi. 2001. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)