Kamis, 20 Oktober 2016

Second Task ^^



Pengertian Komunikasi

Komunikasi atau dalam bahasa inggrisnya Communication, menurut asal katanya berasal dari bahasa latin yaitu Communicatio. Komunikasi adalah suatu proses ketika seseorang atau kelompok masyarakat menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungannya. Pada umumnya, komunikasi terjadi secara lisan atau verbal. Komunikasi dapat terjadi jika ada persamaan antara penyampaian pesan dengan orang yang menerima pesan
Kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin, “comunis”, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya “communis” adalah “communico” yang artinya berbagi (Stuart,1983, dalam Vardiansyah, 2004 : 3). Dalam literatur lain disebutkan komunikasi juga berasal dari kata “communication” atau “communicare” yang berarti " membuat sama" (to make common). Istilah “communis” adalah istilah yang paling sering di sebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata kata Latin yang mirip Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan di anut secara sama.
Komunikasi adalah inti semua hubungan social, apabila orang telah mengadakan hubungan tetap, maka system komunikasi yang mereka lakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau mempersatukan mereka
Dimensi Komunikasi

Dalam prosesnya, komunikasi mempunyai dimensi. Keempat dimensi dari proses komunikasi yaitu:
1.      Dimensi Isi
Dimensi isi diberi suatu symbol secara nonverbal dan menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan oleh komunikator. Dimensi isi merupakan dimensi terpenting terciptanya suatu komunikasi.
2.      Dimensi Kebisingan
Dimensi kebisingan  beerkaitan dengan tinggi – rendahnya suara, pelan – kerasnya bunyi yang diakibatkan adanya proses komunikasi. Dimensi kebisingan berpengaruh terhadap efektivitasdan penafsiran dari sebuah komunikasi.
3.      Dimensi Jaringan Komunikasi
Adalah dimensi yang memanifestasikan seberapa luas kah komunikasi terjadi dan seberapa jauh komunikasi itu dijangkau. Struktur jaringan dalam komunikasi dapat berpengaruh terhadap kecepatan dan komunikasi antar manusia.
4.      Dimensi Arah Komunikasi
Dimensi arah menggambarkan seberapa banyak dan ke arah manakah komunikasi tersebut berlangsung. Arah komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah dengan dua arah. Komunikasi satu arah merupakan komunikasi yang tidak membutuhkan respon dari komunikan, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi yang membutuhkan respon dari komunikan, memiliki hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan.
Ada 4 jenis arah komunikasi :
a.       Komunikasi ke bawah (downward communication)
Komunikasi ke bawah adalah penyampaian informasi dari atasan ke bawahan sesuai dengan structural di organisasi. Biasanya digunakan oleh atasan untuk menyampaikan instruksi, pengarahan kepada bawahan.
b.      Komunikasi ke atas (upward communication)
Komunikasi ke atas adalah penyampaian informasi dari bawahan ke atasan. Biasanya terjadi ketika karyawan ingin mneyampaikan usulan, ide, keluhan, pengaduan atau laporan kepada atasan.
c.       Komunikasi horizontal (horizontal communication)
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang melibatkan antar individu atau kelokpok pada level yang sama.
d.      Komunikasi diagonal (diagonal communication)
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang dilakukan antar individu atau kelompok pada bagian berbeda dan tingkatan berbeda pula.
Lingkup Komunikasi
a.       Bentuk spesialisasi


1.      Komunikasi persona
-          Komunikasi antar persona
-          Komunikasi dengan diri sendiri
-          Komunikasi dengan isyarat
-          Komunikasi kerohanian
2.      Komunikasi kelompok
-          Kuliah
-          Briefing
-          Indoktrinasi
-          Ceramah
-          Coaching
-          Pertemuan
3.      Komunikasi massa
-          Jurnalistik
-          Public relation
-          Penerangan
-          Propaganda
-          Advertising
-          Publicity
-          Pameran
b.      Media
1.      Media umum
-          Surat
-          Telepon
-          Telegraf
-          Telex
2.      Media massa
-          Pers
-          Radio
-          Film
-          Televise
c.       Efek
1.      Personal Opinion
2.      Public Opinion
3.      Majority Opinion
4.      General Opinion


Peran Psikologi Manajemen dalam Organisasi
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur atau me-manage suber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
Tujuan Psikologi Manajemen
Ilmu psikologi berpusat pada manusia, dan mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
Dengan adanya psikologi manajemen, kinerja SDM akan terkontrol dengan baik dan tingkat produktivitas meningkat
Organisasi dapat diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan pola tertentu ,yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun non fisik
Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan (SDM, SDA sumber daya keuangan serta informasi). ilmu psikologi yg memang berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
DeVito, J. A. Komunikasi Antarmanusia. 2011. Tangerang Selatan:Kharisma Publishing group
Erni Tisnawati Sule, dkk, Pengantar Manajemen. 2004. Bandung: Kencana
Littlejohn, S.W & Karen A. Foss. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika
Munandar, A. S. Psikologi Industri dan Organisasi. 2001. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)


Selasa, 04 Oktober 2016

SDM, Organisasi dan Kepemimpinan



TUGAS PSIKOLOGI MANAJEMEN

nama : Syahbina Tama Harahap (1A514573)
kelas : 3PA01

Sumber Daya Mausia
Sumber Daya Manusia merupakan aset terpenting perusahaan karena perannya sebagai subjek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional perusahaan.
Pengertian sumber daya manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah potensi manusia yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Potensi sumber daya manusia berbeda-beda pada tiap individu. Untuk bisa mengembangkan potensi sumber daya manusia yang berbeda-beda tersebut, dibutuhkan suatu sistem manajemen unik yang dinamakan manajemen sumber daya manusia.
Menurut Malayu Hasibuan, sumber daya manusia merupakan kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Kemampuan sumber daya manusia tidak dapat dilihat dari satu sisi saja, namun harus mencakup keseluruhan dari daya pikir dan juga daya fisiknya.
Secara umum, pengertian sumber daya manusia dapat dibagi menjadi dua, yakni sumber daya manusia secara makro dan mikro. Pengertian sumber daya manusia makro adalah jumlah penduduk usia produktif yang ada di sebuah negara, sedangkan pengertian sumber daya manusia mikro lebih mengerucut pada individu yang bekerja pada sebuah institusi.
Sonny Sumarsono (2003, h 4), Sumber Daya Manusia atau human recources mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat.
Komponen Sumber Daya Manusia
Hasibuan (2002, p12) membagi komponen SDM menadi :
1.      Pengusaha, ialah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu tergantung pada laba yang dicapai perusahaan tersebut.
2.      Karyawan, ialah penjual jasa (pikiran dan tenaganya) untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh kompensasi yang besarnya telah ditetapkan lebih dahulu (sesuai perjanjian). Posisi karyawan dalam suatu perusahaan dibedakan menjadi :
a.       Karyawan Operasional, ialah setiap orang yang secara langsung harus mengerjakan sendiri pekerjaannya sesuai dengan perintah atasan.
b.      Karyawan Manajerial, ialah setiap orang yang berhak memerintah bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dan dikerjakan sesuai dengan perintah.
3.      Pemimpin, ialah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan.
ORGANISASI
Menurut Tossi, Rizzo dan Carroll (1994 : 34), organisasi adalah :
“… a group of people, working toward objectives, which develops and maintains relatively stable and predictable behavior patterns, even though the individuals in the organization may change. Usually we describe organizations in terms of how they differ on three dimensions : complexity, formalization and centralization.”
Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama, bekerja bersama-sama, untuk mencapai tujuan mereka bersama.
Menurut Giffin (2002) organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu.
Menurut Ernie dan Kurniawan (2005) organisasi merupakan sekumpulan orang atau sekelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerjasama.
Ciri – Ciri Organisasi
a.       Adanya komponen (atasan dan bawahan)
b.      Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
c.       Adanya tujuan
d.      Adanya sasaran
e.       Adanya keterikatan formal dan tata tertib yang harus ditaati
f.       Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas – tugas.
Unsur – Unsur Organisasi
a.       Organisasi sebagai wadah atau tempat untuk bekerja sama
b.      Proses kerjasama sedikitnya antar dua orang
c.       Jelas tugas kedudukannya masing – masing
d.      Ada tujuan tertentu
Unsur – Unsur Pendukung Organisasi
a.       Man, adalah unsur utama pembentuk organisasi yang disebut sebagai personil atau anggota yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri atas unsur pimpinan (administrator) sebagai pemimpin tertinggi organisasi, para manajer pemimpin unit tertentu suatu kerja sesuai fungsiya dan para pekerja (workers).
b.      Kerja sama, adalah unsur organisasi dimana setiap anggota atau personil melakukan perbuatan secara bersama – sama untuk tujuan bersama.
c.       Tujuan bersama, adalah sasaran yang ingin dicapai/diharapkan baik dari prosedur, program, pola atau titik akhir dari pekerjaan organisasi tersebut.
d.      Peralatan (Equipment), adalah sarana dan prasarana yang berupa kelengkapan dari organisasi tersebut baik itu berupa bangunan (gedung, kantor), materi, uang, dan kelengkapan lainnya.
e.       Lingkungan (Environment), adalah unsur organisasi yang juga memiliki pengaruh. Faktor tersebut adalah ekonomi, social budaya, strategi, kebijaksanaan, anggaran dan peraturan yang telah ditetapkan.
f.       Kekayaan Alam, yang termasuk dengan kekayaan alam adalah air, cuaca, keadaan iklim, floran dan fauna.
g.      Kerangka /Konstruksi Mental Organisasi, adalah landasan dari organisasi yang berada pada visi organisasi tersebut dibuat.

Organisasi dibedakan menjadi 2 :
a.       Organisasi profit : mempunyai tujuan untuk mendapatkan profit/laba. Biasanya pada perusahaan besar seperti perusahaan manufaktur, bank, perusahaan asuransi, koperasi
b.      Organisasi nonprofit/laba : mempunyai tujuan tidak untuk mendapatkan profit/laba. Misalnya pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah kota, yayasan social, dll.
Lingkungan organisasi dibedakan menjadi 2:
a.       Lingkungan eksternal : elemen – elemen di luar organisasi yang relevan terhadap kegiatan organisasi. Lingkungan eksternal organisasi dibagi menjadi 2 jenis :
-          Lingkungan umum : kekuatan – kekuatan yang berinteraksi dan berpengaruh terhadap seluruh sector kehidupan manusia. Meliputi budaya (culture), iklim ekonomi (economics climate), lingkungan hukum dan politik (legal and political), lingkungan pendidikan
-          Lingkungan khusus : sejumlah kekuatan yang terdiri atas organisasi, individu – individu, dan lembaga – lembaga yang berinteraksi dengan organisasi. Meliputi pemasok input (input suppliers), penyalur output (output distributors), pesaing (competitors), peraturan – peraturan pemerintah (government yurisdiction) dan kelompok khusus (special group)
b.      Lingkungan internal : berada dalam organisasi, meliputi tujuan organisasi, pengambilan keputusan, motivasi, komunikasi, koordinasi, kepemimpinan serta budaya organisasi.
J. B. Hodges (1988) membedakan lingkungan organisasi menjadi 3 macam, yaitu lingkungan makro (macro environment), lingkungan menengah (intermediate environment), serta lingkungan mikro (micro environment).
Jenis – Jenis Organisasi
Tosi, Rizzo, Carroll membedakan empat jenis generic organisasi, yaitu: (1) organisasi Mekanistik (OM), (2) Organisasi Organik (OO), (3) Organisasi Campuran dengan Dominansi Pasar (OC – DP). Organisasi Mekanistik dapat berfungsi baik dalam lingkungan yang baik teknologinya maupun pasarnya stabil. Organisasi Organik berfungsi baik dalam lingkungan yang baik teknolohginya maupun pasarnya samar (volatile). Lingkungan dimana pasarnya stabil tapi teknologginya samar (volatile) baik untuk organisasi yang Campuran yang di Dominansi Teknologi, sedangkan organisasi Campuran dan Dominansi Pasar dapat berfungsi baik dalam lingkungan yang teknologinya stabil tapi pasarnya samar (volatile).
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan tema yang popular, yang tidak saja dibicarakan dan diteliti oleh para sarjana ilmu –ilmu social, ilmu perilaku, tapi juga dibicarakan oleh masyarakat pada umumnya.  Manajemen sering dikacaukan dengan kepemimpinan. Bennis dan Nanus (1985) melihat perbedaan yang mendasar antara manajemen dan kepemimpinan. To manage, menurut mereka berarti to bring about, to accomplish, to have charge of or responsibility for, to conduct. Sedangkan leading adalah influencing, guiding in direction, course, action, opinion.
Kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektivitas, sedangkan memanajemeni lebih berhubungan dengan efisiensi. Bennis mengatakan bahwa pemimpin do the right things, sedangkan manajer do the things right.
Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Menurut Miftah Thoha (2010 : 9) kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan. Dalam kepemimpinan tidak dibatasi oleh aturan – aturan dan tatakrama suatu organisasi. Kepemimpinan bisa terjadi dimana saja, asalkan orang tersebut dapat menujukkan kemampuannya dalam mempengaruhi orang lain atau kelompok tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Dwight D. Eisenhower, Kepemimpinan adalah seni mendapatkan orang lain untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan karena dia ingin melakukannya
Pemimpin membantu diri mereka sendiri dan orang lain untuk melakukan hal yang benar. Mereka menetapkan arah, membangun visi yang menginspirasi, dan menciptakan sesuatu yang baru. Kepemimpinan adalah tentang memetakan diri di mana Anda harus "menang" sebagai tim atau organisasi; dan itu adalah dinamis, menarik, dan inspiratif
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengatur adaptasi sehingga semua orang merasa diberdayakan agar berkontribusi secara kreatif untuk memecahkan masalah. Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan, adaptasi, pengaturan perilaku, pemberdayaan, bertindak atas perasaan orang, membuat kontribusi, pemecahan masalah, menumbuhkan kreatifitas.
 
Gaya kepemimpinan
Menurut Mifta Thoha (2010 : 49) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Macam – macam gaya kepemimpinan :
a.       Gaya kepemimpinan Otokratik
Menurut Mifta thoha (2010 : 49) mengartikan kepemimpinan otokratis sebagai gaya didasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas.
b.      Gaya kepemimpinan Demokratis
Menurut Sudarwan Danim (2004 : 75) kepemimpinan demokratis bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan – tujuan yang bermutu tercapai.
c.       Gaya kepemimpinan Permissif
Menurut Sudarwan Danim (2004 : 76) pemimpin permissive merupakan pemimpin yang tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh. Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahannya, sehingga bawahan tidak mempunyai pegangan yang kuat terhadap suatu permasalahan. Pemimpi yang permissive cenderung tidak konsisten terhadap apa yang dilakukan.
Kaitan antara Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Kepemimpinan
Apabila kita kaitkan hubungan antar SDM, organisasi dan kepemimpinan tentulah sangat erat kaitannya. SDM yang dimiliki oleh manusia, sebagai tenaga penentu terwujud atau tidaknya tujuan, visi dan misi dari suatu organisasi. Apabila tujuan, visi dan misi suatu organisasi dapat terwujud dengan baik, hal tersebut akan melirik kepada system kepemimpinan di dalamnya. Bagaimana seorang pemimpin dapat meng-handle karyawannya untuk terus bersinergi mewujudkan kesuksesan organisasi tersebut. Karyawan dan pemimpin disini bersumber pada manusia.
Contoh :
Kepemimpinan Maurits Daniel Rudolf Lalisang dalam Meningkatkan Kinerja di PT Unilever Indonesia Tbk
Mourist menjabat sebagai president director sejak Mei 2004. Beliau bergabung di Unilever Indonesia pada tahun 1980. Di dalam kepemimpinannya, Mourist menerapkan prinsip sustainability. Hal ini bertujuan untuk terus meningkatkan pangsa pasar. Seperti kutipan sambutan Mourist kepada shareholder sebagai berikut.
“2013 merupakan tahun dengan dua oaruh waktu yang kondisinya berbeda, baik bagi perseroan maupun Indonesia secara keseluruhan. Kondisi sepanjang paruh pertama relative positif, dengan deficit dan tingkat inflasi yang terkendali serta rupiah yang stabil. Walaupun banjir bandang yang melanda Jakarta dan berbagai daerah di tanah air mempengaruhi distribusi, kami mencatat hasil yang sangat kuat di semester pertama. Memasuki paruh kedua, Indonesia mulai merasakan dampak kondisi makro – ekonomi global yang sulit serta meningkatnya situasi di dalam negeri yang penuh tantangan. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi subsidi harga BBM memicu lonjakan inflasi sementara beberapa waktu sesudahnya, Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga dalam upaya untuk mengembalikan deficit neraca pembayaran dan melemahnya nilai rupiah. Seluruh faktor tersebut membawa dampak negative terhadap kepercayaan dan daya beli konsumen karena mereka di hadapkan pada kenaikan biaya kebutuhan sehari – hari, BBM dan bahan pokok. Dalam situasi seperti itu, konsumen dipaksa untuk membuat pilihan yang sulit dalam menentukan barang - barang belanjaan mereka. Kami berbesar hati, bahwa dalam situasi ini kami tetap berhasil mencatat pertumbuhan berdasarkan beberapa parameter penting,meningkatkan pangsa pasar dari sebagian besar kategori yang kami miliki. Walaupun persaingan sangat ketat, dan meraih pertumbuhan dua digit pada top dan bottom line. Kunci keberhasilan kami dalam situasi yang kurang mendukung ini adalah memastikan bahwa seluruh fundamental bisnis kokoh pada posisinya. Kami fokuus kembali pada bisnis inti pada kategori dan produk - produk yang mendorong profitabilitas dan terbukti menghasilkan perbedaan nyataterhadap kinerja bisnis kami.
Munandar, A.S. 2014. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UIP